Mungkin sebagian dari Anda pernah mendengar tentang lintah atau pacet. Hewan ini memang sering dikonotasikan sebagai vampire karena gemar mengisap darah. Namun, beberapa tahun belakangan ini lintah justru digunakan sebagai terapi pengobatan. Salah satunya untuk mengatasi
hipertensi.Lintah atau pacet adalah sejenis cacing yang anyak terdapat di hutan hujan tropis, tempat yang lembab, sungai, danau, rawa dan laut. Di tempat-tempat berkemah yang dekat sungai, air terjun, dan jalur pendakian yang lembab, pacet mudah ditemukan.
Tubuh pacet terdiri dari bagian-bagian seperti cincin yang dapat mengerut maupun mengembang, dengan tubuh berwarna hitam, merah atau berbintik. Bagian tubuh pacet peka cahaya, sentuhan, suhu, dan cuaca. Pacet memiliki alat pengisap berbentuk bulat dikedua ujung tbuhnya. Di tengah-tengah alat pengisap bagian depan terdapat mulut dan gigi. Kebanyakan pacet hidup sebagai parasit dengan cara mengisap darah atau jaringan tubuh binatang lain sebagai makanan. Ada juga yang hidup dengan makan sisa-sisa binatang dan tumbuhan. Pacet menyerang korbannya dengan menggunakan alat pengisap bagian depan, lalu melukai dan mengisap darahnya. Pacet pengisap darah menghasilkan suatu cairan yang mampu mencegah terjadinya penggumpalan dan pengeringan darah, sehingga mempermudah pengisapan.
Hewan Serbaguna
Redaktur Ahli Tablodi Senior, Sri Haryanto Nugroho, mengungkapkan pengalamannya seputar hwan pengisap darah ini saat masih menjabat sebagai asisten bupati di Langkat, Sumatera Utara, tahun 1966-1969. “Pada zaman itu hutan-hutan masih subur. Di mana ada pohon-pohon rimbun dan tanah berhumus, pasti di situ akan ditemukan lintah. Lintah mudah ditemukan karena sering merambat di pohon,” ungkap pengasuh rubrik meditasi ini.
Menurut Sri, pada waktu itu di kalangan masyarakat karo, lintah dipercaya bisa menyembuhkan alargi akibat gatal-gatal dan luka berdarah (borok) pada kulit. Caranya, tempelkan lintah pada daerah yang luka karena alergi atau borok. “Lintah yang sudah kenyang mengisap darah akan jatuh dengan sendirinya,” katanya.
Hal ini mengingatkan pada masa kecil Sri di zaman penjajahan Jepang. Menurutnya, pada waktu itu rakyat Indonesia menderita kelaparan. banyak diantara mereka yang menderita penyakit. Belum lagi yang terluka karena disiksa jepang. “Nah mereka itu kemudian mencari lintah untuk ditempelkan ke luka, sehari bisa sampai dua kali. dalam waktu sebulan, luka tersebut sudah kering,” tuturnya.
Kini, berpuluh tahun kemudian, keyakinanya semakin bertambah setelah membaca literatur dan sumber lainnya, kenapa lintah bisa mengeringkan luka. Sebab, dalam lintah ada unsur tonik sekaligus penisilin. Selain itu, berdasarkan pengalaman Sri, masyarakat Langkat mempercayai bahwa minyak lintah bisa digunakan sebagai obat pemikat (pelet) bagi lawan jenis. Namun, ketka ditanya bagaimana caranya, pria yang tinggal di Yogyakarta ini tidak bersedia mengungkapkan. “Itu cara black magic, termasuk ilmu hitam,” ujarnya mengelak.
Yang jelas, menurut Sri, lintah sangat berguna untuk melancarkan peredaran darah, termasuk untuk “kebugaran” organ vital pria. Untuk tujuan itu, goreng 20 ekor lintah dengan 1/2 (setengah) gelas minyak kelapa. Tunggu hingga menggelegak. Setelah dingin, saring. Oleskan minyak tersebut setelah mandi pagi dan sore atau satu jam sebelum berhubungan.
Ampuhnya Lintah Rawa
Menurut Suhardi (32), pencari dan penjual lintah yang mangkal di kawasan Pancoran, Glodok, Jakarta barat, ada dua jenis lintah hidup. Pertama lintah sawah, kedua lintah rawa. Sesuai namanya, hewan bernama latin Hirudo medicinalis ini memang ada yang hidup di sawah dan ada yang hidup di rawa-rawa.
“Lintah yang hidup di sawah berwarna cokelat dan berbintik-bintik. Sebaliknya, lintah rawa memiliki warna kehijau-hijauan, sedangkan bagian bawah badannya cenderung polos tidak berwarna,” tutur pria yang sudah menggeluti dunia lintah sejak tahun 8-an ini.
Menurut Suhardi, lintah rawa mempunyai khasiat pengobatan. Dengan panjang mencapat 25 cm bila sedang mengembang, sedotan litanh bisa mengobati beberapa keluhan, seperti asam urat, darah tinggi, bisul atau eksim. Gangguan peredaran darah konon juga bisa ditangani dengan lintah rawa. Lintah rawa tesebut mengisap darah kotor.
Suhardi mengaku siap membantu bila ada yang tidak berani menempelkan lintah ke bagian tubuh yang mengalami pembekuan darah. “Yang perlu diketahui, lintah yang sudah ditempelkan di badan tidak boleh sembarangan dicabut. Sebab, bila dicabut paksa, justru akan mengucur deras,” kata bapak dua anak asal Solo yang mengaku sering menggunakan lintah bila mengalami pusing-pusing ini.
Lintah akan terlepas dan jatuh dengan sendirinya bila sudah kenyang mengisap darah, untuk kemudian boleh dimatikan. “Caranya, cukup dengan meneteskan tambakau yang sudah dicampur air. Hal ini sering dipakai oleh anggota pencinta alam untuk melepaskan diri dari lintah bila sedang melintasi rawa,” lanjutnya.
Selain lintah hidup, Suhardi juga menjual minyak lintah. Cara pembuatan minyak lintah cukup sederhana. Dibutuhkan sekitar lima sampai enam ekor lintah rawa, lalu rendam dalam minyak kelapa atau minyak jarak. Tunggu selama 40 hari hingga lintah mati dan tubuhnya hancur.
Biasanya Suhardi akan menambahkan rempah-rempah untuk menghilangkan bau amis lintah. Sayangnya, ketika diminta menyebutkan jenisnya, Suhardi menolak. Alasannya, itu adlaah ramuan rahasianya.
Suhardi mengaku sering menggunakan lintah untuk mengatasi keluhan gangguan kesehatan. “Biasanya saya sendiri sering memakai lintah untuk meredakan pusing kepala atau masuk angin,” ujar pria yang mengaku punya banyak langganan artis ibu kota ini.
Banyak orang, menurutnya, membeli minyak lintah untuk mengobati impotensi. Ada juga yang ingin menambah besar dan panjang ukuran alat vitalnya.
Beberapa penyakit yang bisa diobati dengan lintah
Darah tinggi/pusing menahun
Tempelkan seekor lintah pada bagian tengkuk belakang atau bagian yang sering dirasakan mengeras. Biarkan lintah mengisap 30 menit. Lakukan berulang hingga keluhan mereda.
Bisul
Tempelkan seekor lintah pada daerah bisul. Utamakan bisul yang sudah matang dan siap pecah. Biarkan lintah mengisap selama kurang lebih 30 menit, atau hingga lintah juga dengan sendirinya. Lakukan hingga bisul mengempis atau hilang.
Eksim
Tempelkan seekor lintah pada daerah eksim. Biarkan lintah mengisap selama kurang lebih 30 menit atau hingga lintah membesar dan jatuh sendiri. Lakukan hingga eksim mengering.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar