Pengetahuan Lintah Dasar
Seringkali kita bingung dengan istilah LINTAH dan PACET. Lintah dibedakan dari pacet bukan berdasarkan taksonomi, tetapi lebih pada habitat kesukaannya.
Lintah (Hirudo medicinalis) adalah binatang melata yang berdasarkan habitatnya hidup di air untuk menjaga kelembaban dan suhu tubuhnya. Sedangkan pacet (Haemodipsa zeylanica) adalah binatang melata yang hidup melekat pada daun-daun, batang-batang pohon, dan ada di dalam tanah yang lembab atau basah.
KLASIFIKASI LINTAH:
* Kingdom: Animalia
* Filum: Annelida
* Kelas: Clitellata
* Ordo: Haplotaxida
* Subkelas: Hirudinea
* Genus: Hirudo
* Spesies: Hirudo medicinalis (menurut Linnaeus, 1758)
CIRI-CIRI HIRUDINEA:
* Habitatnya di air tawar, darat dan air laut.
* Tubuhnya tidak memiliki rambut dan parapodia.
* Bentuk tubuhnya pipih.
* Di kedua ujung tubuhnya terdapat alat isap, untuk menempel pada korban dan mengisap darahnya.
Lintah dan pacet adalah hewan yang tergabung dalam filum Annelida subkelas Hirudinea. Terdapat jenis lintah yang dapat hidup di daratan, air tawar, dan laut. Seperti halnya kerabatnya, Oligochaeta, mereka memiliki klitelum. Seperti cacing tanah, lintah juga hermaprodit (berkelamin ganda). Lintah obat Eropa, Hirudo medicinalis, telah sejak lama dimanfaatkan untuk pengeluaran darah (plebotomi) secara medis.
Semua spesies lintah adalah karnivora. Beberapa merupakan predator, mendapat makanan dari berbagai jenis invertebrata seperti cacing, siput, atau larva serangga, hewan seperti babi rusa, sapi, kerbau, dsb, bahkan manusia.
Pada umumnya anggota Hirudinea ini memiliki zat anti koagulan dari air liurnya, sehingga sewaktu lintah menghisap darah mangsanya, darah tersebut tidak langsung membeku.
MANFAAT LINTAH
Dalam ekosistem suatu taman atau danau, baik yang asli maupun buatan manusia, lintah ini sangat berguna untuk mengendalikan jumlah dari binatang lainnya, seperti cacing, kaki seribu, keong, ikan, serangga dan sebagainya. Tetapi, jika jumlah lintah ini sangat banyak, maka ia juga akan merusak tumbuhan, akar-akar pohon, pertanian, perkebunan, dan sebagainya. Untuk mengendalikan jumlah lintah, biasanya dipergunakan air sabun atau garam secukupnya.
Berbahaya sekali jika seseorang tertelan lintah dan lambat laun seseorang akan bisa meninggal, dikarenakan sifat dari lintah yang hermaprodit. Lintah akan berkembang biak dengan mudah dalam lambung atau usus manusia. Oleh sebab itu, harus berhati-hati ketika Anda menikmati masakan dari kangkung. Misalnya saja cah kangkung, petis kangkung, kangkung cos, atau lain-lain yang berkaitan dengan kangkung. Saran kami, Anda harus mencuci bersih dan membelah batang kangkung atau sayur lainnya untuk membersihkan dari telur-telur dan bahkan bakteri lainnya yang menempel pada sayuran tersebut.
Lintah atau pacet dapat hidup di payau, sawah atau takungan air. Hewan ini punya kebiasaan menghisap darah hewan lain atau manusia. Karena itu anda harus berhati2 bila berada di genangan air, rawa-rawa atau sungai-sungai. Kalau sudah menghisap darah manusia, hewan ini akan terus melekat di kulit takkan terlepas walau anda mencabutnya dengan sekuat tenaga, ia baru melepaskan korbannya bila sudah merasa puas dan tubuhnya menggelembung penuh dengan darah mangsanya.
Bila digigit lintah cepatlah ambil abu rokok, taburkan abu tersebut, atau alkohol pada tubuhnya maka lintah akan mati. Lintah ini walau tubuhnya putus jadi dua, ia tidak akan mati, potongan tubuhnya akan menjadi lintah baru.
Sisi lain, lintah dapat dipergunakan untuk pengobatan, mulai dari minyak untuk keperkasaan, meringankan rasa sakit sekaligus melancarkan peredaran darah. untuk mengatasi perdarahan, penderita skizofrenia maupun depresi, juga untuk merangsang mata, mengempiskan lidah bengkak, dan meringankan sakit usus buntu serta perdarahan.
LEECH OIL
Minyak Lintah (Leech Oil) Sumatera terbuat dari lintah pilihan yang kemudian direndamkan ke ramuan khusus untuk mengeluarkan zat utama yang terkandung dalam liur lintah, zat utama ini sangat berguna dalam mengatasi masalah pria.
Jenis lintah yang bagus untuk pengobatan ialah yang berwarna hitam kecoklatan dan bersih. Lintah mengandung protein dan zat anti pembeku darah, zat ini secara ilmiah disebut hirudin atau hemaphilin, khasiatnya yang utama mencegah zat-zat anti pembeku darah.
Pada kebanyakan penderita mati pucuk (impotens), biasanya urat atau jalan darah disekitar batang zakar ada yang tersumbat atau beku,sehingga zakar tidak tegang, jika batang zakar disapu minyak lintah (lintah oil) dan diurut-urut (lakukan berkali-kali) makan darah di sekitar zakar menjadi besar.
Lintah biasanya diambil pada musim kemarau, cara menangkapnya dengan abu, atau dititis dengan minyak tanah seterusnya dikeringkan dengan menjemurnya dibawah sinar terik matahari atau di panggang.
Lintah yang sudah dibersihkan digoreng dengan minyak bijan sampai kering kuning kemudian di keringkan. atau ada juga yang membuatnya melali perendaman.
Minyak Lintah sudah terkenal secara turun temurun dapat membantu mengeraskan, mengatasi ejakulasi, membesarkan dan memperpanjang Alat Vital. Minyak Lintah ini sudah disertakan metode cara pengurutan yang benar, supaya Anda dapat mengoptimalkan elastisitas alat vital Anda. Kemasan Minyak Lintah biasanya dalam botol berisi 30 ml + Petunjuk Cara Pemakaian.
Menurut petunjuk kemasan ada beberapa Khasiat Lintah, seperti Memecahkan darah; Melancarkan haid yang tidak teratur; Membesarkan dan menegangkan alat vital; Lintah yang hidup digunakan untuk menghisap bagian tubuh yang sakit seperti gatal-gatal, ruam dan kudis-kudis yang sukar sembuh.
Pemakaian minyak lintah (Leech Oil) yang diolesi atau diteteskan untuk keperkasaan pria atau vagina kering, minyak lintah ini tidak disarankan pada saat berhubungan sex. Bukan tujuan mencapai kepuasan sex, tetapi cara ini sangat berbahaya dan mengganggu kondisi vagina atau penis bagian dalam. Bisa saja bakteri atau kuman-kuman jahat (patogen) masuk ke dalam vagina atau penis dan kemudian berkembang biak, yang dapat menyebabkan gatal-gatal, iritasi, luka, dan bahkan kanker. Leech Oil ini juga berbahaya bagi kandungan dan dapat menyebabkan impotensi. Jangan mencoba-coba, karena ini hanyalah mitos dan jika ingin memuaskan pasangan Anda, cobalah sebelum berhubungan sex beristirahatlah dengan cukup, foreplay dulu, pergunakan cara-cara aman, dan 100% natural.
Bahaya Minyak Lintah - Apa yang menyebabkan berbahaya?
Tentang Minyak Lintah
Lintah mengandung "hirudin" yaitu enzim yang digunakan sebagai bahan pencair darah beku jika ada masalah darah beku didalam saluran darah. Minyak lintah BUKAN bahan yang mengadung enzim dan jika minyak lintah digunakan di oleskan ke penis dengan tujuan untuk perbesar penis jelas sekali cara tersebut SALAH KAPRAH , karena "hirudin" sebagai bahan untuk mencairkan darah beku dan BUKAN membesarkan jaringan sel penis. Saat ini banyak krim & minyak mengandung lintah dijual melalui internet untuk tujuan membesarkan penis. Tidak pernah ada kajian hal tersebut dapat membesarkan ukuran penis jadi penggunaannya akan sia-sia saja!
Pedagang obat memanfaatkan MITOS untuk mengeruk keuntungan dengan berjualan minyak lintah karena ketidaktahuan banyak pria.
Biasanya pembelian LEECH OIL (minyak lintah) tersebut disertai dengan tehnik pemakaiannya, nah INILAH RAHASIANYA:
"TEHNIK" pemakaian itulah sebenarnya yang dapat memperbesar sel corpora cavernosa, jadi bukan minyaknya, TAPI SAYANGNYA tehnik tersebut diberikan dengan sangat standar seperti misalnya hanya dengan mengurut saja, dibuat asal bikin, sangat buruk, asal contek METODE GRATISAN dan tentunya sangat terbatas TEHNIK LATIHANNYA sehingga hasilnyapun jelas sia-sia saja, dan anda akan tergantung terus dengan membeli minyak lintah maupun obat-obat sejenisnya.
PENGOBATAN MENGGUNAKAN LINTAH HIDUP
Pengobatan modern kini mulai melirik lintah, binatang pengisap darah yang sering dibenci orang. Ternyata lintah bisa meringankan rasa sakit sekaligus melancarkan peredaran darah.
Memang sejak banyak orang sembuh setelah memanfaatkannya, lintah (Hirudo medicinalis) mulai naik daun. Di berbagai rumah sakit dan tempat praktik dokter di Jerman kini bisa ditemukan lintah untuk penyembuhan. Bahkan di sana setiap tahun sekitar 250.000 ekor lintah digunakan untuk mengatasi perdarahan. Selain itu ia juga dimanfaatkan dalam operasi plastik.
“Kadang-kadang kita meletakkan lintah juga di dalam mulut,” kata Martin Klein, dokter bedah di Klinik Virchow, Berlin. “Misalnya, setelah operasi pipi, jika suatu bagian pada kulit menjadi biru. Tapi, tentu saja si penunggu harus mengamati sepanjang waktu agar pasien tidak menelan lintah itu.”
Hasilnya, selain melancarkan aliran darah, lintah juga mengurangi rasa sakit. Metode penyembuhan dengan lintah merupakan tatacara yang tersisa dari Abad Pertengahan. Pada masa itu pasien yang mengalami masalah pada sendi lutut akan merasa lebih baik setelah menempelkan lintah pada lukanya selama beberapa minggu.
Namun pada abad XIX penggunaan lintah secara eksesif di fakultas kedokteran sempat ketinggalan zaman, tergusur oleh kelelawar yang waktu itu sedang booming. Namun kenyataannya para dokter tetap membutuhkan jutaan binatang untuk pengobatan yang menggunakan isapan. Lintah pun tetap digunakan sebagai salah satu penyembuh serba guna. Hewan ini bisa dimanfaatkan oleh penderita skizofrenia maupun depresi, juga untuk merangsang mata, mengempiskan lidah bengkak, dan meringankan sakit usus buntu serta perdarahan.
Kini lintah bahkan diakui sebagai penolong manusia. Di kerongkongan tempat isapannya terdapat tiga rahang yang berbentuk seperti setengah gergaji yang dihiasi sampai 100 gigi kecil. Dalam waktu 30 menit lintah bisa menyedot darah sebanyak 15 ml – kuota yang cukup untuk hidupnya selama setengah tahun. Air ludahnya pun mengandung zat aktif yang sekurang-kurangnya berisi 15 unsur. Contohnya, zat putih telur hirudin yang bermanfaat untuk mengencerkan darah, dan mengandung penisilin.
Kemampuan lintah rupanya menarik perhatian Manfred Roth. Maka, sejak sepuluh tahun lalu ahli zoologi dan pencinta binatang “haus” darah ini menjadi pengelola dan pengimpor lintah satu-satunya di Jerman. Di bekas rumah-rumah kaca untuk sayuran, ia mengembangbiakkan binatang tersebut di antara tumbuhan air, seperti bunga teratai, di kolam berair jernih dengan kontrol kebersihan yang ketat. Setidaknya ada 19 kolam tempat pemeliharaan. Tahun ini saja, dari sini 100.000 ekor lintah telah dipak dengan menggunakan kain basah dan styrofoam pelindung dan dikirimkan kepada para dokter, klinik, dan tabib.
Mungkin karena kemampuan lintah tadi, dalam Bahasa Inggris seorang tabib pada Abad Pertengahan dianggap sebagai leechers. Orang Teuton (Jerman kuno) mengartikan kata leech hampir sinonim dengan kata “penyembuh”. Dhanvantari, salah seorang dewi India, dalam Ayurveda digambarkan memegang seekor lintah di salah satu dari empat tangannya.
Lintah bahkan sempat dianggap bermanfaat untuk mengobati HIV dan hepatitis. Tetapi manfaat itu belum bisa dibuktikan. Mengenai aturan pakainya, “Setelah digunakan langsung dibuang,” begitulah peringatan di Internet. Cuma sedikit lintah yang beruntung bisa dikirim kembali ke kolam pembiakan Firma Zaug.